Posted by Tips ,Trick & Fakta Unik
Saya yakin untuk bisa hidup di Jepang, bekerja dan memulai hidup baru
disana, mungkin bersama pasangan baru disana kemudian mengajukan
permintaan kewarganegaraan kedua adalah impian banyak orang. Walaupun
mungkin kamu belum memikirkan bagaimana cara untuk hidup atau
mendapatkan visa bekerja disana, tapi pasti pikiran itu bukan hanya
pernah terbersit, tapi pernah juga terencanakan dalam benakmu.
Sekarang, andaikanlah kamu sudah menetap di Jepang bersama anak dan
istrimu, hidupmu tenang bahkan mertuamu sangat menyukaimu. Bahkan
mungkin kampung halamanmu sudah berganti ke tempat pertama kamu daratkan
kakimu di Jepang dan KTP Indonesiamu sudah bertahun-tahun tidak kamu
perbaharui. Bahkan kata “rumah” untukmu sudah menjadi kata ganti untuk Jepang, bukan lagi tanah air kita.
Bahkan kamu pun sudah bisa menavigasikan dirimu dengan mudah melewati Tokyo Metro (jaringan kereta bawah tanah Tokyo)
yang ruwetnya minta ampun. Kamu juga tidak peduli saat melihat gadis
berkimono di jalan atau mengunjungi mini market 3 kali sehari sudah
menjadi keseharian untukmu. (Saya juga dalam sehari bisa kok beberapa kali ke mini market).
Tapi apakah ada hal yang menurutmu wajar dilakukan di Jepang tapi
akan membuatmu mengernyitkan dahi dan mengambil satu langkah ke belakang
sambil bertanya-tanya apa yang baru saja kamu lakukan. Berikut adalah
10 kebiasaan yang akan membuatmu berkata “Gue udah kelamaan di Jepang“.
1. Berendam tanpa membersihkan dirimu sebelum masuk ke bak akan membuatmu merasa sangat jijik
Jepang memiliki kebiasaan berendam setelah mandi, karena menurut
mereka, mandi adalah suatu bentuk relaksasi, entah setelah bekerja keras
atau pulang sekolah. Kita sering mendengar di anime atau membaca di
manga kalau satu keluarga bisa mandi bersama atau memakai air yang sama,
namun mereka selalu membersihkan dirinya sebelum masuk ke dalam bak.
Supaya air yang akan digunakan oleh anggota keluarga berikutnya akan
tetap bersih untuk mereka pakai.
Selain itu, karena di luar negeri air adalah suatu sumber daya yang
dianggap berharga, air bekas bak mandi akan disalurkan ke dalam mesin
cuci untuk mencuci baju mereka. Berbeda dengan di Indonesia dimana kita
masih menganggap air adalah sumber daya yang mudah didapat. Banyak jasa
cuci mobil dan motor liar yang tumbuh di pinggir jalan, tanpa memikirkan
konsekuensinya saat semua air tersebut kemudian menggenangi jalan raya
sekaligus merusaknya.
2. Kamu meminta ruangan bebas rokok saat berada di restoran
Jepang telah memberlakukan larangan merokok di banyak kafe dan
restoran. Tapi bila kamu mengunjungi restoran keluarga, kamu akan
langsung ditanya apakah kamu ingin duduk di bagian perokok atau bukan
perokok. Karena itu akan menjadi sebuah hal yang aneh bila kamu bertanya
hal tersebut di kampung halaman karena kebanyakan memang tidak dibuat
untuk perokok.
Padahal di Indonesia, tidak peduli ruangannya, ‘restoran terbuka’
selalu menyediakan makanan bagi perokok maupun non-perokok. Juga banyak
restoran yang memiliki ruangan non-perokok karena masih banyaknya
perokok di Indonesia.
3. Kamu memberikan hadiah kepada orang yang memberikanmu hadiah
Tidak perlu alasan untuk memberikan hadiah kan? Namun beri-memberi
hadiah sudah menjadi budaya Jepang seperti menukarkan kartu nama saat
rapat. Tidak aneh bila kamu mengharapkan hadiah kembali saat memberikan
hadiah kepada orang lain.
Sudah menjadi tradisi bila kamu pindah ke apartemen baru untuk
memberikan sesuatu kepada tetanggamu sebagai hadiah perkenalan. Bisa
juga saat kamu menandatangani kontrak dengan perusahaan air/gas, dari
rekan kerja setelah cuti, atau hanya sebagai hadiah pergantian musim
panas atau dingin (serius!)
Tidak jauh berbeda dengan di Indonesia ya, “Oh si A baru saja ngasih oleh-oleh dari Dubai, kita beliin jengkol yuk!” Setelah menerima jengkol A pun berkata pada suaminya, “Pa, kita dikasi jengkol loh sama B, kita kasih apa ya nanti?”
…. Terus aja ampe bosen
4. Kamu menumpuk hadiah darurat di rumah
Ini sih ibu saya juga sering, pernah suatu kali beliau membawa pulang
dua buah model motor berukuran 1:9, ketika saya tanya untuk apa, beliau
bilang untuk hadiah kepada anak tetangga. Namun hadiah tersebut tidak
kunjung diberikan, yasudahlah saya yang ambil, lumayan untuk SIC.
Ternyata hal ini populer di Jepang, tidak ada ulang tahun atau hal
yang perlu dirayakann, tapi kamu akan membeli sekotak coklat atau
sebungkus senbei, atau setumpuk handuk kecil yang dibungkus rapi. Entah
apa yang memotivasi mereka untuk hal ini, tapi sepertinya tidak semua
negara obsesif dengan hadiah seperti Jepang.
5. Kamu membungkuk saat menerima telepon
Mungkin memang orang Jepang yang terlalu sopan dalam hal ini
sampai-sampai saat mengangkat telepon pun mereka menundukkan kepalanya.
Entah itu hanya sedikit anggukan kepala atau membungkukkan diri seperti
saat perkenalan dilakukan.
Mungkin bila kamu sudah pulang dari Jepang, dan kamu tidak
menyadarinya, bahkan saat menelepon pengantar pizza, kamu akan menunduk
kecil berharap kalau si pengantar melihatnya di ujung telepon disana.
Jujur, yang diharapkan pengantar pizza paling hanya tip, terserah mau
membungkuk seperti apa juga.
6. Mengibaskan tangan di depan muka tanda tidak setuju, tidak tahu atau tidak mau
Hal ini pasti sering kamu lihat di anime, seorang karakter yang panik
mengibaskan tangannya tanda tidak tahu. Hal ini sepertinya bisa
menjamur ke dunia nyata karena secara tidak sadar, saya pun suka
melakukan hal ini. Hal ini sepertinya menegaskan kalau kamu bukan hanya
tidak mau, kamu benar-benar tidak mau.
7. Kamu mengalami kesulitan identitas berbahasa
Seperti kebanyakan orang yang tinggal di luar negeri, lidahmu saya
yakin sudah tidak terbiasa lagi untuk menggunakan bahasa tanah air.
Mungkin bahasa Jepang memang tidak seribet bahasa Inggris, tapi mungkin
kamu akan mulai memakai kosakata Jepang untuk kata-kata normal seperti,
PSVita menjadi ‘PiEs Buita’ (tidak ada konsonan V di bahasa Jepang) atau
Playstation menjadi ‘Pureisutesyon’.
Apapun itu, harap bicara sejelas-jelasnya supaya tidak membingungkan orang lain.
8. Alam bawah sadarmu mengharuskan tanda ‘peace‘ ada di tiap foto
Teman saya pernah bercerita kalau ada murid pindahan dari Jepang
datang ke universitasnya untuk menjalani program pertukaran pelajar.
Setiap orang mau berfoto dengannya dan dia akan membuat tanda ‘peace‘
di setiap foto. Mungkin karena bosan, teman saya ini mengajarkan dia
untuk melakukan tanda jempol dan akhirnya si orang Jepang ini mau
berfoto sambil mengacungkan jempol.
Namun dengan cerita diatas sepertinya tanda peace atau ‘v sign‘
sudah menjadi sebuah tradisi bagi para warga Jepang di setiap foto. Di
belahan lain mungkin menggunakan tanda peace bukanlah solusi terbaik,
memalukan bahkan mungkin ada yang menganggapnya kuno (maaf bagi yang masih sering melakukan tanda peace). Setidaknya lebih baik daripada duckface dan teman-temannya menurut saya.
9. Koleksi payung, mas?
Payung di Jepang terbilang cukup murah, untuk biaya hidup disana. Sebuah payung plastik akan dihargai 400 yen (sekitar 50 ribu rupiah)
jadi setiap kali hujan datang, kamu akan menemukan dirimu membeli lagi,
dan lagi, dan lagi dari mini market. Terkadang para tamu juga suka
meninggalkan payung di rumahmu dan tidak mengambilnya kembali.
Terima kasih kepada sistem daur ulang Jepang yang kompleks, membuang
payung bukanlah pilihan yang bijak. Dalam beberapa saat saja, kamu akan
memiliki selusin payung di rumah, mungkin ditambah beberapa di mobilmu.
Kalau saja payung-payung itu bisa diubah menjadi pohon natal…
10. Memakai sepatu di dalam rumah akan membuatmu jijik
Siapa yang tidak? Di Indonesia pun hal ini dianggap tidak sopan
karena kita sudah biasa membersihkan lantai, siapa elo bisa seenaknya
memakai sepatu dalam rumah? Kemudian apapun hal yang menggambarkan
pemakaian sepatu dalam rumah akan membuatmu jijik, entah itu di TV atau
melihat orang menaikkan kakinya ke dashboard mobil, apapun itu bukanlah
hal yang baik.
Joroklah, meja kan tempat orang makan, kenapa bisa ada kaki disitu?
Orang Jepang pun begitu, mereka menjaga kebersihan saat di dalam rumah,
biasanya mereka memiliki sandal rumah yang digunakan untuk berjalan
dalam rumah. Bahkan di sekolah pun para murid diharuskan memakai ‘sepatu
dalam’ supaya tidak mengotori sekolahnya.
Apakah ada sebagian dari kebiasaan ini yang kamu suka lakukan? Saya
belum tinggal di Jepang tapi saya sepertinya sudah melakukan beberapa
kebiasaan ini, mungkin sudah saatnya mengurangi nonton anime.
(Sumber: JurnalOtaku)