Posted by Tips ,Trick & Fakta Unik
Dengan rentang perhatian dari anak muda semakin pendek, dan para guru
harus bersaing dengan segala macam gangguan, para pendidik harus mulai
menjadi lebih kreatif dan inovatif. Seorang guru bahasa di SMA Kurashiki
Seiryo di Prefektur Okayama, Jepang, sedang mencoba
untuk merangkul ide menulis mikro, dengan gaya yang terinspirasi dari
Twitter untuk mengajar murid-muridnya tentang bagaimana memahami
berbagai karakter dalam berbagai novel.
Miki Mimura yang berumur 47 tahun mengajarkan sastra
kepada para pelajar kelas dua, dan membantu mereka agar mau membaca dan
memahami karya-karya sastra klasik dan terkenal, ia meminta mereka
untuk menyingkat pikiran-pikiran mereka menjadi 60 huruf atau kurang.
Kedengarannya seperti mudah kan? Namun para pelajarnya merasa sulit,
tapi akhirnya menjadi lebih tertarik daripada metode sebelumnya yang
pernah mereka temui. Saat membaca sebuah adegan dari novel Kokoro karya Soseki Natsume, ia tiba-tiba mengatakan kepada murid-muridnya untuk men-”tweet” apa yang suatu karakter tertentu rasakan, dan pikiran-pikirannya terus mengalir. Daiki Ko yang berumur 17 tahun mengatakan, “Tidak
mudah untuk memahami novel lama karena itu terjadi di zaman yang
berbeda, namun karya tersebut menjadi lebih akrab jika kita
mengungkapkan perasaan para karakternya menggunakan kata-kata
kontemporer.”
Mimura belajar dari studi pascasarjananya di Universitas Okayama
bahwa sekolah-sekolah di Amerika dan Eropa mengajar pelajarnya bagaimana
menempatkan diri mereka dalam “sepatu” para karakternya ketika
mempelajari berbagai novel dan cerita. Jadi ketika ia mulai
memperhatikan bahwa murid-muridnya sangat menyukai Twitter, dengan batas
140 huruf dari jaringan sosial tersebut untuk melakukan berbagai
pembaharuan (update), ia memutuskan untuk menggunakannya
sebagai titik awal dan mengembangkan program atau sistem yang akan
menunjukkan di layar apa yang para para pelajar ketik di komputer kelas,
sama seperti Twitter. Profesor Mariko Murai, seorang
ahli pendidikan bahasa dari Naruto University of Education, mengatakan
bahwa metode pengajaran Mimura memiliki potensi. “Keterampilan pemahaman dan ekspresi diri diperlukan dalam berkomunikasi dan mereka juga akan mengarah pada pengembangan akademik,” tambah Murai.
(Sumber: JapaneseStation)