Kebutuhan layanan perbankan saat ini sudah sangat tinggi. Tingginya
tingkat transaksi masyarakat membuat dukungan dari sistem informasi dan
teknologi menjadi penting. Salah satu caranya ialah dengan memiliki
satelit.
Selain mendukung kelancaran transaksi, Menteri Badan Usaha Milik
Negara (BUMN) Dahlan Iskan , juga mengungkapkan bahwa kepemilikan
satelit secara mandiri juga akan menjamin keamanan industri perbankan.
Maka dari itu, dirinya mengizinkan bank BUMN seperti BRI dan Bank
Mandiri mempunyai satelit sendiri.
“(Kalau) BRI dan Mandiri punya satelit sendiri saya setuju. Kebutuhan
Indonesia akan satelit itu besar,” ucap Dahlan di Gedung Kementerian
BUMN, Jakarta.
Direktur Utama Telkom, Arif Yahya mendukung ide mantan Dirut PLN
tersebut. Menurut Arif, saat ini Indonesia sudah harus punya satelit
sendiri untuk menjaga keamanan data jika terdapat ancaman pembobolan
saat terjadi konflik.
“TNI dan perbankan seharusnya tidak boleh dikontrol luar negeri.
Satelit itu dimiliki sendiri sehingga rahasia militer dan nasional
security itu aman,” pungkasnya.
Seperti yang telah diketahui, selain Telkom, perbankan juga
menggunakan jasa satelit untuk transfer informasi dan data. Selain itu,
transaksi yang dilakukan melalui ATM, kartu kredit dan debit juga
menggunakan jasa satelit.
Kemarin, Senin (28/4), BRI resmi melakukan penandatanganan kerja sama
satelit yang dilakukan oleh Direktur Utama BRI Sofyan Basyir dengan
Senior Vice President Space Systems/Loral Amerika Serikat David
Bernstein dan Senior Vice President Arianespace Prancis Jacques Breton.
Untuk membeli satelit bank pelat merah tersebut menyiapkan anggaran
sekitar USD 200 juta-USD 250 juta.
Apa saja fakta dari aksi korporasi bank pelat merah ini? Berikut merdeka.com menyajikannya untuk pembaca. (Sumber: Merdeka.com)
1. Bank pertama di dunia yang punya satelit sendiri
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengapresiasi langkah
bisnis yang dilakukan perusahaan BUMN. SBY memuji Bank Rakyat Indonesia
(Persero) Tbk (BBRI) sebagai bank pertama di dunia yang punya satelit
sendiri.
Kepala Negara menyebut aksi korporasi BRI bakal mencuri perhatian
dunia. “Ini jadi tonggak sejarah, BRI jadi bank pertama di dunia yang
memiliki satelit sendiri yang sangat berguna untuk mengembangkan
bisnisnya,” ujar SBY di Gedung BRI, Jakarta.
SBY berpesan agar perseroan tetap mengedepankan pelayanan kepada masyarakat sekaligus meningkatkan daya saing.
“BRI harus menjadi bank yang paling depan untuk mewujudkan
menyalurkan kredit mikro dan usaha rakyat agar usaha terus menengah,
menjangkau kalangan masyarakat di pelosok tanah air. Pelayanan
masyarakat bisa diperluas, terutama financial inclusion bisa
diwujudkan,” ungkapnya.
2. Mengorbit 2016
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) memperkuat jaringan teknologi dan
informasi untuk mendukung pengembangan layanan perbankannya melalui
pengadaan satelit (BRIsat). Untuk itu, bank pelat merah itu bekerja sama
dengan Space Systems/Loral LLC Amerika Serikat dan Arianespace Prancis.
Direktur Utama BRI Sofyan Basir mengatakan ide pengadaan satelit
tersebut muncul lantaran bank dengan laba terbesar di Indonesia ini
pernah mengalami gangguan jaringan komunikasi. Delapan provider
telekomunikasi yang di pakai sudah tidak mampu menampung aktivitas
transaksi di 22 ribu ATM BRI.
“Satelit tersebut akan didatangkan di bulan ini. Kami minta orbit
sama pemerintah. Prinsipnya kami sudah dapat izin dari Kemenkominfo dan
kami mengajukan semua proposal komplit,” ujarnya. Satelit diharapkan
sudah mengorbit pada 2016.
3. Hemat biaya operasional Rp 600 M
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) memperkirakan
kepemilikan satelit komunikasi sendiri menghemat biaya operasional
mencapai Rp 600 miliar per tahun. Selain efisiensi bisnis, kepemilikan
satelit ini juga bertujuan untuk meningkatkan pelayanan kepada nasabah.
“Dengan memiliki satelit yang mendukung komunikasi sendiri, maka kami
dapat menekan biaya operasional untuk komunikasi,” ujar Direktur Utama
Bank BRI, Sofyan Basyir, di Gedung BRI, Jakarta.
Menurutnya, tahun depan, penghematan yang bisa diraup mencapai Rp 500
miliar sampai Rp 600 miliar. “Satelit ini paling tidak bisa dipakai 15
tahun, anda bisa hitung berapa efisiensi yang kami dapat,” jelas dia.
4. Tak ada lagi sistem ATM dan kantor cabang mati (offline)
Sofyan Basyir mengaku, selama ini, pihaknya sering mendapat keluhan
nasabah terkait pelayanan berbasis teknologi informasi. “Kami sering
dapat keluhan pak, itu ATM mati (offline) atau di kasir terlampau lama
menunggu. Itu bukan masalah teknologi BRI, tapi komunikasinya yang
kapasitasnya rendah atau diturunkan,” ungkapnya.
“Kalau satelit punya BRI sendiri kualitas jadi prima. Dan ini kan menyangkut masalah reputasi kami juga,” tambah dia.
Sofyan memastikan saat satelit ini beroperasi nantinya, maka 19.000
ATM dan 9.800 kantor cabang milik BRI tidak akan mengalami gangguan
lagi. “Jika terhubung (ATM) itu tidak akan terputus 24 jam 365 hari,
tidak pernah terputus,” ujarnya.
5. Terdepan wujudkan inklusi keuangan
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengapresiasi terobosan Bank
Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, menjadi institusi keuangan pertama di
dunia yang memiliki satelit komunikasi. Atas dasar itu, bank pelat merah
itu harus menjadi yang terdepan dalam perluasan akses layanan keuangan
masyarakat di seluruh Indonesia.
“BRI harus jadi bank paling depan untuk wujudkan financial inclusion
dan benar-benar menyalurkan kredit mikro dan Kredit Usaha Rakyat (KUR)
agar usaha mikro kecil menengah terus berkembang dan terjangkau oleh
masyarakat sampai ke pelosok Tanah Air,” ujar Presiden saat menyaksikan
penandatangan dokumen kerja sama pengadaan satelit, di Jakarta.
Di sisi lain, BRI telah mendapat restu dari Kementerian Komunikasi
dan Informasi untuk mengorbitkan satelit di slot 150.57 bujur timur pada
2016 mendatang.
“Upaya gigih untuk membeli dan menggunakan satelit agar usaha semakin pesat dan berkembang di seluruh Tanah Air,” jelas dia.