Dicap sebagai pria jantan adalah sebuah harga mati bagi pria. Sebab,
pria memiliki ego yang lebih besar daripada wanita, dan pria tentunya
tidak mau dipandang sebelah mata, terutama oleh wanita. Untuk bisa
dikatakan jantan, beberapa pria di berbagai belahan dunia rela melakukan
tradisi brutal ini. Mengapa dikatakan brutal? Karena tradisi ini sangat
lah ekstrem dan menuntut keberanian yang besar. Berikut kami sajikan
lima tradisi brutal yang dilakukan pria agar dicap jantan. Mari kita
simak bersama! (Sumber: Merdeka.com)
1. Melompati banteng
Suku Karo di Ethiopia memiliki ritual ekstrem yang dilakukan oleh
para pria untuk membuktikan kejantanan mereka. Peserta diminta untuk
melompati seekor banteng yang mengamuk dengan mengenakan baju ulang
tahunnya. Tidak peduli seberapa tua usianya, pria dewasa yang tidak
mengikuti tradisi ini akan tetap dicap sebagai anak-anak. Itu tandanya
dia dianggap belum pantas untuk menikah.
Namun, beberapa pria tetap melangsungkan pernikahan, tanpa terlebih
dulu mengikuti ritual ini. Perlu diketahui bahwa menurut hukum Karo,
bayi yang lahir sebelum ayah mereka berpartisipasi dalam ritual inisiasi
ini dianggap anak haram, dan berdasarkan hukum Karo pula, anak haram
tidak diperbolehkan untuk hidup. Anak itu diperbolehkan untuk hidup jika
sang ayah telah menjalani ritual ini.
2. Berburu raja hutan
Suku Maasai mewajibkan anak laki-laki mereka untuk berburu
singa, hanya dengan menggunakan tombak dan perisai. Di masa lalu, anak
laki-laki diminta untuk berburu sendirian. Namun, karena populasi singa
terus menurun, tradisi ini telah berubah, dan saat ini anak laki-laki
dari suku Maasai diminta berburu dalam kelompok.
Berburu singa adalah aksi yang sangat berbahaya, dan karena itu
memiliki unsur berbahaya, kegiatan ini dianggap cocok untuk ritual
kejantanan bagi anak laki-laki suku Maasai. Ketika anak laki-laki suku
Maasai berburu singa, mereka telah menunjukkan keberanian mereka. Namun,
suku Maasai tidak berburu singa yang terluka atau lemah. Juga, mereka
tidak berburu singa betina karena mereka diyakini sebagai pemberi
kehidupan.
3. Modifikasi kulit
Suku Sepik di Papua Nugini menganggap buaya sebagai makhluk yang
sangat suci. Mereka mengklaim memiliki hubungan spiritual dan budaya
dengan reptil berbahaya ini. Oleh karenanya, suku Sepik mendorong para
pemudanya untuk menyelesaikan ritual menyakitkan, yang dirancang untuk
mengubah kulit tubuh mereka menjadi mirip dengan kulit buaya.
Dengan menggunakan pisau cukur, tetua suku akan menyayat kulit para
pemuda. Proses menyakitkan ini menghasilkan pola indah yang sangat mirip
dengan kulit buaya. Untuk melengkapi ritual tersebut, para tetua
kemudian menaruh abu pada luka yang menganga. Setelah upacara selesai,
para pemuda itu dinyatakan sebagai pria sejati.
4. Diberi racun
Ritual kedewasaan Matis dari empat fase yang sangat menyakitkan. Pada
tahap pertama, racun diteteskan pada mata pria muda. Suku Matis percaya
bahwa hal tersebut akan membantu meningkatkan indera penglihatan anak
laki-laki mereka. Tahap kedua dan ketiga melibatkan siksaan fisik, tubuh
para pemuda akan dicambuk dan dipukuli berulang kali.
Pada tahap akhir, para pemuda disuntik dengan racun Kampo, yang
diekstrak dari katak monyet. Kampo tidak bersifat halusinogenik,
meskipun dapat menyebabkan respon psikologis yang ekstrem. Selain itu,
racun ini juga dapat menyebabkan berbagai efek pada tubuh seperti muntah
dan gerakan usus yang tak terkendali. Suku Matis sangat percaya bahwa
Kampo mampu meningkatkan daya tahan dan kekuatan anak laki-laki mereka,
dan membuat mereka menjadi pria sejati dan pemburu yang mahir.
5. Modifikasi penis
Agar anak-anak laki-laki dari suku Unambal disebut pria sejati,
mereka perlu menjalani siksaan fisik yang ekstrem. Para tetua suku akan
memotong kulit dari berbagai bagian tubuh seorang anak laki-laki,
termasuk pantat, dada, lengan, dan bahu. Kemudian, mereka akan menaruh
pasir di atas luka yang belum mengering itu. Hal ini sengaja dilakukan
agar luka dapat menghasilkan bekas luka yang indah, setelah itu telah
benar-benar sembuh.
Suku Unambal juga mengharuskan anak laki-laki di sukunya untuk
menjalani sunat. Namun, ritual itu tidak berakhir di sana. Setelah
mereka memiliki jenggot, mereka diwajibkan untuk menjalani prosedur
menyakitkan, di mana bagian bawah penis mereka dipotong terbuka dari
dasar hingga ke lubang kencing. Suku Unambal percaya bahwa dengan
melakukan ritual yang tampaknya menyiksa ini akan membuat penis mereka
lebih menarik dan lebih ringan.
Inilah lima tradisi brutal yang dilakukan pria agar dicap jantan.
Ritual ini kebanyakan hanya dilakukan oleh suku-suku pedalaman untuk
menunjukkan eksistensi mereka di antara suku-suku yang lain.