Posted by Tips ,Trick & Fakta Unik
Belum lekang dari ingatan kita bagaimana pesawat dengan 239 penumpang
ini tiba-tiba hilang setelah lepas landas dari Kuala Lumpur. Padahal,
MH370 melintasi banyak radar dan sistem penerbangan negara-negara yang
dilintasinya.
Setelah hilang, banyak negara pun jadi kerepotan untuk menemukan
jejak dari pesawat tujuan Beijing tersebut. Hal ini dikarenakan daerah
yang diduga jadi tempat tenggelamnya pesawat makin luas.
Hilangnya pesawat Malaysia Airlines nomor penerbangan MH370
memberikan pelajaran berharga dari kita. Ternyata, dunia penerbangan
baik nasional maupun internasional masih menyimpan kendala yang bisa
mengarah pada hal-hal berbahaya.
Kira-kira, apa saja masalah yang harus jadi perhatian penting para
pemegang kepentingan di dunia penerbangan? Simak 6 pelajaran penting
dari hilangnya MH370 berikut seperti yang dilansir News Australia (21/3)
(Sumber).
1. Sistem pemantau masih belum sempurna
Area pencarian MH370 yang seluas 89 ribu mil persegi serta
menyebabkan 26 negara terlibat dalam pencariannya merupakan mimpi buruk
bagi kita. Ternyata, sistem pemantau penerbangan yang ada di dunia tak
begitu banyak membantu dalam menentukan di mana tepatnya pesawat
tersebut hilang.
Semula, pesawat diperkirakan tenggelam di Laut China Selatan,
sehingga beberapa negara yang berbatasan dengan laut itu pun fokus
mencari di sana. Namun, belakangan serpihan mirip MH370 justru ditemukan
Australia di sekitar Antartika.
Hal ini membuktikan bahwa sistem pemantau masih belum bisa
diandalkan. “Jika ATC mampu memonitor hal ini dengan sangat mendetail
mungkin hanya butuh waktu 7 jam untuk menemukannya,” kata Dan Warren
dari GSMA.
2. Begitu mudahnya gunakan paspor curian
Masih ingat ada dua penumpang gelap yang naik pesawat itu? Ya, dua
penumpang itu rupanya dengan mudah naik pesawat tujuan lintas negara
hanya bermodalkan paspor curian.
Memang, tidak diketahui apakah dua penumpang gelap itu yang
menyebabkan pesawat MH370 tiba-tiba melenceng dari sasaran semula.
Namun, setidaknya hal ini bisa dijadikan cambuk bagi kita.
Sebuah data yang dikeluarkan oleh Professor Brian Lovell dari
University of Queensland sendiri menunjukkan hal mengejutkan tentang
paspor ini. Rupanya, ada sekitar 40 persen paspor dunia yang datanya
tidak diperiksa di database Interpol.
Paspor adalah identitas seseorang, kalau identitas itu sampai dicuri,
maka bisa saja diselewengkan. Tentunya kita tidak ingin identitas
curian itu digunakan untuk kegiatan terorisme bukan?
3. Hanya bergantung pada black box
Black box adalah perangkat penting yang mencatat apa saja yang
terjadi selama penerbangan. Kotak hitam yang sebenarnya berwarna jingga
ini pun jadi barang pertama yang dicari ketika terjadi kecelakaan
pesawat.
Namun, tersimpannya data di black box ini juga malah menghambat
proses penyelidikan ketika terjadi kecelakaan. Jika saja black box tidak
ditemukan, maka tidak akan diketahui kenapa sebuah pesawat tiba-tiba
mengalami kecelakaan.
Seorang analis sempat mengopinikan agar dunia penerbangan mulai
menerapkan teknologi komputasi awan. Teknologi ini ringan, mudah
dijangkau dari mana saja, dan tentunya sangat aman sehingga cocok untuk
merekam berbagai kejadian penting ketika sebuah pesawat terbang.
4. Teknologi, teman yang bisa jadi musuh
Banyak yang mengira dengan teknologi yang makin maju saat ini akan
sangat mudah menemukan pesawat MH370 yang hilang. Nyatanya, teknologi
malah seakan tidak berguna dalam proses pencarian.
Hal ini dikarenakan pesawat MH370 sendiri yang nyatanya mematikan
transmiter elektroniknya. Radar dari berbagai negara pun akhirnya tak
mengetahui di mana lokasi sebenarnya pesawat itu terbang.
Untungnya, teknologi akhirnya membantu kita menemukan MH370 di
Samudera Hindia. Namun, tetap saja, teknologi terutama dalam dunia
penerbangan harus segera diubah.
5. Pentingnya kekuatan militer
Dalam pencarian MH370 yang melibatkan banyak negara, dapat diketahui
bahwa militer sangat berperan penting. Berbagai angkatan dari berbagai
negara diterjunkan secara langsung agar MH370 segera ditemukan.
Tercatat, beberapa negara seperti Australia, Bangladesh, Brunei,
China, Kamboja, Prancis, India, Indonesia, Jepang, Myanmar, Selandia
Baru, Filipina, Rusia, Singapura, Korea Selatan, Taiwan, Thailand, UEA,
Inggris, Amerika Serikat dan Vietnam tergabung dalam operasi kemanusiaan
tersebut. Bahkan, Obama sendiri menyatakan bahwa pencarian pesawat itu
merupakan prioritas utama bagi negaranya.
6. Pentingnya keterbukaan
Malaysia dianggap kurang kooperatif dalam mengungkapkan berbagai
fakta terbaru seputar hilangnya pesawat MH370. Maklum, memang kebebasan
informasi masih terbatas di Malaysia.
Pemerintah Malaysia bersama dengan Malaysia Airlines kerap dianggap
mengeluarkan pernyataan yang tidak tepat, tidak lengkap, dan tidak
akurat. Hal ini tentu membingungkan banyak pihak yang ingin membantu.
Yang jadi masalah, penyelidikan mengenai pesawat ini menyangkut
kepentingan bersama. Banyak negara yang merasa harus ikut terlibat di
dalamnya mengingat ada warga negaranya yang turut hilang dalam
penerbangan itu.