Posted by Tips ,Trick & Fakta Unik
Memiliki bayi adalah keputusan besar bagi wanita. Banyak yang
mensyukuri kehadiran buah hati tersebut, namun tak sedikit yang merasa
tak siap memiliki anak. Jika sudah terlanjur hamil, salah satu jalan
yang diambil seringkali adalah dengan melakukan aborsi.
Aborsi bisa terjadi karena banyak alasan. Bisa jadi karena kehadiran
bayi tersebut di luar pernikahan, masalah ekonomi, ataupun masalah
kesehatan ibu. Apapun alasannya, setelah melakukan aborsi wanita pasti
mengalami perubahan tak hanya segi fisik namun juga secara psikis.
Bagi wanita yang melakukan aborsi dengan alasan yang tak disukainya
atau karena terpaksa, seringkali efek psikologisnya lebih besar
dibandingkan dengan orang yang melakukan aborsi karena diharuskan,
seperti ketika kehamilan bisa membahayakan nyawa ibu. Berikut adalah
beberapa efek buruk aborsi terhadap kesehatan mental wanita yang
melakukannya, seperti dilansir oleh Mag for Women. (Sumber)
1. Kehilangan
Rasa kehilangan tentu akan muncul pada wanita yang melakukan aborsi.
Sedikit banyaknya dipengaruhi oleh keadaan emosi seseorang dan cara
pandangnya terhadap bayi yang sudah diaborsinya. Meski begitu, rasa
kehilangan tentunya akan muncul pada pikiran wanita yang sudah melakukan
aborsi. Terutama bagi mereka yang menganggap janin tersebut sudah
seperti bayi.
2. Depresi
Wanita yang sedang hamil dan berharap memiliki bayi, namun pada akhirnya
harus melakukan aborsi untuk masalah kesehatan tentunya bisa merasakan
depresi karena kehilangan bayinya. Pada beberapa kasus, depresi bisa
sangat parah dan bisa berujung pada pikiran untuk bunuh diri. Kerapuhan
secara emosional dan psikologis bisa membuat wanita terus-menerus
memikirkan hal yang buruk.
3. Rasa bersalah
Baik itu aborsi yang dilakukan tanpa alasan ataupun aborsi karena alasan
kesehatan, wanita pasti mengalami rasa bersalah. Bagi wanita yang
melakukan aborsi dengan keputusannya sendiri, dia akan bersalah karena
merasa telah ‘membunuh’ janin dan tak memberinya kesempatan hidup.
Sementara bagi wanita yang diharuskan aborsi karena masalah kesehatan
bisa jadi merasa bersalah karena tak bisa mempertahankan bayinya atau
mulai mempertanyakan apakah keputusannya tersebut tepat.
4. Kemarahan dan penyesalan
Seorang wanita harus memiliki mental yang kuat ketika mengambil
keputusan untuk aborsi. Namun terkadang kekuatan ini bisa berubah
menjadi kemarahan dan rasa penyesalan nantinya. Kemarahan bisa ditujukan
pada dirinya sendiri atau orang yang dianggap menyebabkan aborsi
tersebut. Selain itu, dia akan merasakan penyesalan setelah melakukan
aborsi tersebut.
Wanita yang melakukan aborsi akan mengalami permasalahan dalam hal
psikologis seperti di atas, baik yang melakukannya engan keinginan
sendiri maupun karena alasan medis. Untuk itu, wanita yang baru
melakukan aborsi memerlukan dukungan moral dan dampingan. Mereka tak
bisa dibiarkan sendiri karena bukan tak mungkin pikiran buruk dan
depresi bisa berujung pada hal yang tidak diinginkan seperti bunuh diri.